Wednesday, November 18, 2009

The Bicycle with Color of Happiness

Last Story

Hah…capenya…. Tapi aku punya prinsip gak boleh menangis terus! Dhion berlaku seperti biasa hari ini. Dia nginsengin aku, ngeledek aku, macam-macamlah. Pokoknya yang hal-hal yang buat orang kesal!

Hari ini aku harus membantu guru untuk menempelkan pamflet. Tiba-tiba, Dhion menghampiriku. “Vena! Kenapa lu berjalan terhuyung-huyung begitu? Jelek banget tau! Hahaha....” kata Dhion sambil mengejekku. “ Soalnya gw disuruh nempelin pamfelt sama guru. Udah gitu disuruh ngerjainnya sendirian lagi! Bantuin gw dong!” “Ok deh!” “Ha? Tumben nurut…” “Soalnya kalo dikerjain berdua bisa lebih cepat selesai sih dan…menyenangkan ya?”

Hmm… begitu sadar, aku sudah sangat menyukainya. Dhion selalu ada disampingku. Aku ingin selalu bersamanya. Bisa bersamanya, akankah bahagia? Aku sungguh berpikir kalo kenangannya bisa ku ganti dengan warnaku. Tapi…

Akhirnya tugas yang diberikan guruku selesai. Dhion pergi untuk mengikuti klub bolanya. Aku sendirian di kelas. Waduh! Gimana nih? Padahal aku berprinsip gak gampang nangis, tapi kenapa air matanya ngalir terus? Udah gitu mikir yang aneh-aneh.

“ Payah nih. Aku ini ngapain sih? Habisnya… kalo ku katakan ‘ingin berada selalu di sisimu‘ semuanya akan lenyap. Kalo hancur, aku harus gimana? Aku takut!” omelku pada diriku sendiri.

Aku melihat ke luar jendela kelas, disana masih ada sepeda Dhion. Aku pun berlari untuk menghampiri sepedanya.

Bisa bersamanya, banyak mengobrol sangat menyenangkan. Tapi… Hal yang sebenarnya ingin kutanyakan jadi gak bisa kukeluarkan. Aku gak bisa mengatakan hal terpenting yang aku inginkan. Aku merasa gak boleh mengatakannya. Soalnya, aku takut waktu kebersamaan dengannya akan hilang.

Aaahh…. begitu yaa… makanya aku mengalihkan pandanganku. Walau dengan begitu perasaanya gak bisa berubah menjadi warnaku. Aku gak boleh begini terus. Aku sudah memutuskan unutuk mengubah warna kenangannya menjadi warnaku.

Sekarang aku berada di depan sepeda Dhion. Aku kaget karena dari belakangku terdengar suara yang memanggil namaku. Ternyata, dia adalah Dhion. Nafasnya tampak terengah – engah. Dia bilang dia khawatir dan terus mencariku. Aku terdiam.

“ Memalingkan pandanganku saja gak akan memulai apa pun. Bisa bersamanya saja dan berada di sisinya saja tentu gak akan membuatku bahagia. Biarpun aku takut, aku gak boleh lari! Kebahagiaan yang sesungguhnya harus dengan jelas dan didapatkan dengan saling berhadapan muka langsung.” Kata hatiku. Aku pun memulai pembicaraan.

“ Dhion, lu masih ingat nggak tentang pembicaraan kita waktu itu. Lu bilang lu gak tau dengan arti ‘spesial’ sesungguhnya. Tapi gw tau! ‘Spesial’ bagi gw itu adalah saat gw merasa senang berada di sisi seseorang, saat gw merasa gw dibutuhkan, saat gw memiliki sesuatu yang berharga. Semuanya ada karena orang ‘spesial’ itu ada bagi gw. ‘Spesial’ bagi gw semuanya terikat dengan ‘perasaan’.“ jelasku panjang lebar. Setelah aku berbicara seperti itu, tangan Dhion meraih dan memelukku.

Dhion berbicara di dekat telingaku, “Dalam hati selalu…. Vena adalah Vena dan lu gak bisa digantikan siapapun. Hal itu sudah sejak lama gw rasakan. Lu memang bukan ‘spesial’ bagi gw tapi lebih dari itu. Gw berpikir bisa melupakan Retha. Sebabnya adalah gw ingin menjadikan Vena orang yang terpenting untuk gw. Vena… Vena… naiklah! Naiklah ke boncengan di belakang sepedaku!”

Mendengar perkataan Dhion, aku menangis separah-parahnya di pundak Dhion. Aku bertanlya sekali lagi, “Apa gw boleh diboncengin lu?” “Ya! Gw menyukai lu… Maaf ya gw gak mengatakannya dengan jelas. Terima kasih untuk perasaan lu. Hanya lu seorang saja yang gw suka.” kata Dhion mengakhiri pembicaraan. Kami pun pulang bersama menaiki sepeda Dhion.

Aku selalu berpikir…. agar seperti harapanku…. alangkah baiknya kalo Dhion pun memiliki perasaan yang sama sepertiku. Perasaanya tentang anak itu…. mungkin gak bisa menghilang dengan sempurna. Tapi, diatasnya dengan perasaan baru kami berdua…. harusnya bisa mengubah warna yang telah ada dengan dua warna kami.

Oo00oO

Tiba saatnya ulang tahun Dhion. Aku ini emang malu-maluin yaa… Bisa-bisanya telat dihari yang sepenting ini. Untung aja Dhion ngejemput aku. Jadinya aku gak perlu setengah mati lagi lari ke sekolah.

Oh ya! Dhion beli sepeda baru lho! Karena sepedanya yang lama spare partnya sudah lapuk, udah gitu ngeluarin suara ‘gubrak’ lagi. Seperti biasa Dhion menjuluki aku ‘Tukang bangun kesiangan’. Padahal khusus hari ini alasan aku bangun kesiangan adalah…. HADIAH!!!!!

“Ini kado buat lu. Selamat ulang tahun ya! Jangan terlalu berharap ya! Tapi gw udah berusaha mati-matian kok.” kataku. Dhion tiba-tiba kaget dan memberhentikan sepedanya secara tiba-tiba juga. Hugh… sifat Dhion gak berubah-berubah.

“Terima kasih! Gw buka ya. Kue!!! Nyam nyam nyam.. Wah enak! Lho kok kaya ada rasa hangat ya?.” kata Dhion.”Iya dong! Soalnya aku buatnya pagi ini!” “Ooh pantes aja pagi…. HEH???? PAGI??? Pantesan lu telat!” “Hahaha… Nyantai dikit dong MAS ngomongnya! Gw ingin sedapat mungkin memberikannya selagi hangat. Haha…”

Dhion tertawa terbahak-bahak melihat ekspresiku. Lalu dia bilang dia ingin satu hadiah lagi. Tiba-tiba, Dhion memelukku. Emang ya si Dhion itu orangnya ‘Tukang tiba-tiba’. Sambil tertawa Dhion berkata “Wah, kalo begini sih beneran telah juga gak apa-apa… nah ayo kita pergi dengan kekuatan penuh dari KUE! Hahaha….”

Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke sekolah. Sambil diboncengi oleh Dhion aku berkata, “Hei! Sepeda baru lu ini warnanya bagus ya… gw suka warna biru langit.” “Gw tau! Makanya gw pilih warna ini ‘Nona tukang bangun kesiangan’!!” “Warna biru langit itu seolah bermandikan cahaya matahari dan kalo melihatnya membuat perasaan jadi bahagia yaa…” “Ooh begitu ya.. Sekarang gw emang bahagia karena ada ‘Nona tukang bangun kesiangan’ di sisi gw.” “Iya ya… mungkin karena ada ‘Tukang tiba-tiba, Tukang cerewet, Tukang iseng’ di sisi gw makanya gw merasa sangat bahagia..” “Kok perasaan ‘Tukangnya’ gw banyak banget sih?! Ya.. terserah lu dah.. Apa aja juga boleh. Hahaha..”

Akhirnya tugasku selesai. Warna itu akan selalu berada di hati kami berdua. Kenangan dari sepeda itu awalnya emang pahit dan asam.Tapi… pasti kami berdua akan mengubahnya menjadi lebih dan lebih manis lagi.

Oo00oO

Saturday, August 1, 2009

The Bicycle with Color of Happiness

Story 2

Yes! Hari ini aku janjian dengan Dhion untuk pulang bareng. Soalnya ternyata… rumah kami berdekatan. Rencananya hari ini juga kami mau mampir ke toko buku dulu. Yah… banyak juga sih beredar gosip yang gak jelas karena hal itu. Tapi, Dhion bilang nggak usah cemas.

Dhion, di boncengan belakang sepedanya ada kenangan yang gak bisa hilang. Aku menyukai Dhion dan ingin selalu bersamanya. Sebenarnya, hubunganku menjadi seperti ini karena bermula dari hari itu…

“ Ya… gw juga senang bisa main bareng lu. Tapi gw gak ngerti mengenai rasa suka atau seseorang yang spesial….. gw 2 tahun bersamanya di SMP. Selalu pulang bersama boncengan dari sekolah. Di belakang gw adalah bangku khusus Retha dan hal ini menjadi sesuatu yang spesial bagi kami. Sekarang dia sudah punya pacar. Pacarnya itu guru les privatnya di kelas 3 SMP. Sejak mereka pacaran, kami jadi sama sekali gak bisa bertemu. Kemarin sewaktu kebetulan bertemu di stasiun dan bisa mengobrol setelah sekian lama, sesuatu ‘spesial‘ baginya berbeda dengan ‘spesial‘ untuk gw. Rasa ‘spesial‘ dan ‘suka‘ gak ada keterkaitannya bagi gw… mungkin sih.. Gw gak tau lagi deh…” jelas Dhion panjang lebar.

Saat itu, ekspresi raut mukanya Dhion sangatlah menyakitkan untuk dilihat dan dirasa. Biarpun di belakang Dhion tertinggal kenangan anak itu, aku akan tetap berada di sisimu. Setelah terdiam sejenak, aku pun menjawab Dhion, “Gak apa. Begitu pun gak apa-apa. Karena itulah gunanya teman. Itulah gunanya gw ada disini.” “Makasih yaa…” jawab Dhion dengan lembut dan senyum yang memancarkan kepedihan dari hatinya yang terdalam.

Ya… begitulah kemaren berakhirnya. Tapi, Dhion tetap gak ngijinan aku naik sepedanya. Apa boleh buat… aku dan dia pun jalan kaki dari sekolah sampai toko buku. Sambil berjalan kami main tebak-tebakan bentuk awan. Mainan anak kecil banget yaa… tapi menyenangkan. Aku bilang kalo aku suka banget sama warna biru langit yang cerah.

Seperti ini bisa pulang bersama saja sudah kegembiraan yang luar biasa untukku.Tapi, sejak saat itu aku nggak sekalipun mengatakannya ‘boncengin aku dong’. Aku merasa kalo kalimat itu tidak boleh dikatakan. Gak untuk sekarang.

Sambil bersantai memakan es krim kami ngobrol dan tertawa. Sampe-sampe mungkin ada yang mengira kami anak cacat. Oh ya! Bentar lagi ulang tahun Dhion. Apa ya kira-kira hadiah yang cocok buat dia. Aku tanyakan sajalah kepada orangnya.

“ Dhion, lu mau hadiah apa?” tanyaku. “ Gw mau sim untuk mengendarai motor, motor, trus…haha.” jawab Dhion. “ Hei!Hei! Mintanya barang yang lebih ringan dong!” Wah… ini orang ngisengin aku lagi. Gak punya otak apa? Emangnya aku ini enyaknya? Hugh!!!

“ Hahaha… Iya juga ya. Berat banget tuh permintaan gw. Hmm, kalo gitu…ah! Yang itu juga boleh, tuh yang disana.” Kata Dhion sambil menunjuk dengan jarinya. Aku memalingkan wajahku. Wah! Yang dimaksud Dhion adalah Retha! Aku kembali memalingkan wajahku. Saat aku melihat raut muka Dhion, jauh di dalam hatiku rasanya begitu menyedihkan.

Dhion berusaha pergi dengan alasan es krimnya meleleh. Tapi…aku seperti merasakan perasaan Dhion saat itu. Dia pasti sakit hati banget. Soalnya, bukan Retha doang yang ada disana! Tapi pacarnya juga! Udah begitu mereka kelihatan sangat cocok. Akhirnya, aku memutuskan untuk menghibur Dhion.

“Dhion…lu minta apapun boleh kok. Minta hal itu juga boleh. Karena itu gunanya gw ada disini. Gw bakal ngebantuin lu dapetin Retha. Yang penting lu bahagia” Kataku. Sebenarnya, pada saat itu aku gak rela, tapi…Dhion menjawabku sambil tersenyum, “ Gak usah. Nggak apa.Tapi kalo lu mau beri gw apa saja juga gak apa-apa. Yang penting kasih gw hadiah ya!”

Oo00oO

‘Nggak apa’? Anak itu sudah punya pacar dan Dhion punya aku. Pasti dia akan menghilang. Saatnya hati Dhion bukan milik anak itu pasti akan datang.

Hari ini aku sibuk mencari hadiah buat Dhion dari majalah. Eh, tiba-tiba orang yang dipikirin datang. Huuaa!!! Kata Dhion aku dipanggil guru!!! Ya sudah, aku pun pergi ke ruang guru. Menyebalkan!!!

Saat dalam perjalanan menuju ruang guru. Aku ketemu Retha. “ Kak Vena!” panggilanya. Aku pun menjawabnya dan menanyakannya ada perlu apa denganku.

“Kak,maaf tiba-tiba nanya. Kakak pacaran dengan Kak Dhion ya?” “Ya. Aku selalu pulang sama-sama dibonceng sepedanya.” Jawabku. Aku binggung kenapa aku berbohong. Tapi…aku mau tahu kebenaran tentang hubungan mereka berdua. “ Begitu ya!!! Ah, aku Retha dari kelas 1 teman sepermainannya sejak kecil Kak Dhion. Aku dengar gosip kalo kak Vena sering pulang sama-sama dengannya. Begitu ya, naik sepeda! Syukurlah…aku kepikiran dengan kata-kataku yang ringan saja pada Dhion sewaktu SMP dulu, nggak bisa tanya ke orangnya langsung sih.” Kata Retha dengan menunjukan rasa bersalah. Tiba-tiba ia menceritakan masa lalunya bersama Dhion.

“ Hei! Hei! Dhion! Dhion gak boleh bonceng orang lain ya. Janji ya. Karena kursi di belakang Dhion kursi spesialku seseorang yaa…” jelas Retha. Ternyata dulu dia berbicara seperti itu. Ia pun melanjutkan pembicaraannya, “ Saat itu aku berbicara begitu tanpa berpikir matang-matang. Dan setelah kepikiran, aku jadi merasa gak enak. Tapi…ternyata hanya aku yang besar kepala saja. Syukurlah!”

Anak ini! Anak ini mengatakan pada Dhion ‘ kursi spesianya’. Aku pikir…Dhionlah yang memutuskan sendiri. Ternyata bukan begitu. Karena anak inilah yang mengatakan ‘kursi spesial’ itu miliknya! Kata-kata anak inilah yang mengikat Dhion.

Setelah mendengar semuanya, emosiku menaik. Aku menjawabnya dengan marah, “ Lu! Kenapa? Kalau lu gak mengatakan hal seperti itu, pasti…” aku gak kuat melanjutkan ucapanku. Air mataku menetes.

Kalau dia gak mengatakanya…dengan begitu Dhion gak akan dibebani oleh kenangan macam itu dan akan lebih mungkin lagi untuk Dhion melihat diriku seorang.

Tiba-tiba Dhion muncul di belakang Retha. Mungkin dia kebingungan melihat ku dan Retha. Apalagi saat itu aku menangis. Aku gak tahan melihat Dhion. Akhirnya aku berlari meninggalkan mereka. Suara Dhion terus terdengar. Suara yang terus memanggil namaku.

Gak mau! Bukan begini! Seharusnya gak jadi begini! Biarpun dibelakang Dhion ada anak itu…aku gak baik. Sama sekali nggak!!! Biarpun begitu aku ingin berada disisinya. Karena itu aku merangkai kata-kata manis. Tapi…sebenarnya di dalam hatiku selalu berpikir….

Seperti biasa dan entah kenapa aku berakhir di tempat ini. Aku berdiri di dekat sepeda Dhion. “Alangkah senangnya kalo anak itu gak ada. Jangan terus-terusan memonopoli perasaan Dhion dong! Berikan semuanya padaku!!!” kataku seorang diri sambil menangis di dekat sepedanya.

CONTINUE...

Friday, July 17, 2009

The Bicycle with Color of Happiness

Story 1

Aku ingin mengubah warna dari kenangan yang tertinggal di belakangnya dan berharap bahwa tempat itu akan menjadi tempat untuk aku dan dia.


Seperti biasa, pagi ini aku terlambat lagi. Aku berlari sekencang-kencangnya. Kring…kring… terdengar suara sepeda. Tiba-tiba, dari belakangku ada yang berteriak “ Vena, lu telat mulu dah!” Wah, ternyata dia adalah Dhion.


“ Wah kesempatan bagus nih! Dhi, Tunggu dulu! Boncengin gw dong!!!” teriakku. “Hahaha… Lu lari dengan kecepatan segitu juga keburu kok. Daaghh!!!” balas Dhion sambil melambaikan tangannya dan pergi sambil tersenyum.


Hosh..hosh… napasku terengah-engah. Semuanya karena Dhion! Dasar! Tuh anak emang pelit. SANGAT PELIT! Kenapa aku harus ada di dekat orang yang menyebalkan. Huuaa… nasib-nasib.


“ Pelit! Sebenarnya gak masalahkan memboncengin saja?! Lu tau kan kalo gw ini udah setengah mati!!!” “ Nyantai mbak… Yang penting lu keburu kan? Sekali-kali lu juga harus olahraga tau. Ah.. lagi pula gw berprinsip gak akan membonceng seseorang.” “Hah? Kenapa lu punya prinsip yang membosankan gitu sih?” Dhion pun tertawa. Tapi, apa boleh buat?! Dia anaknya gak jelas.


Lalu… Dhion dengan bangganya memberikan sebotol air minum sambil berkata, “ Hadiah! Karena lu udah berlari dengan sekuat tenaga. Sebelum belajar matematika yang paling lu benci, minumlah dulu yang banyak.” Ha? Aku herannya bukan main. Saking herannya, air minumku hampir diambil lagi sama pemiliknya. Ya sudah. Pada akhirnya ku bilang ‘terima kasih’ ajah.


Dhion menoleh ke belakang sambil tersenyum. Sampe-sampe giginya kelihatan. Ah… dia itu … wajahnya seenaknya saja melekat pada ingatanku.


Teman-teman sekelasku buuaanyyaak yang bilang kalo aku sama dia cocok. Tapi menurut aku gak ada cocok-cocoknya. Aku diisengin terus. Udah gitu dia itu orangnya seenaknya saja. Emang sih dari kelas 1 aku sekelas sama dia dan dia itu orangnya gak terlalu ‘friendly’ tapi… apa mungkin dia cowo yang paling dekat sama aku?


Masa-masaku sama dia sangat menyenangkan. Mungkin aku besar kepala, tapi ada saatnya kupikir kalo dia menyukai aku lebih daripada cewe lain. Atau… apa cuma pandangan sepihak dari aku yang menyukai Dhion ya?

Oo00oO


Hari ini, ada praktek memasak di kelasku. Woaduh! Aku lupa bawa kentang. Untung saja di dekat sekolahku ada warung. “ Wah! Gw lupa bawa bawang bombay! Gw beli dulu yaa… sekalian beliin kelompok sebelah tuh.” Dhion menyahut. Ia pun pergi. Tapi tanpa sengaja, aku melihat ada bawang bombay di tasnya. Aku mengejarnya.

“Dhion!!! Lu ngerencanain apa sih? Pakai berbohong lupa bawa bawang bombaynya! Apa lu segitu pengennya mau pergi ke warung? Gw bisa pergi sendiri kok! Kembalilah ke kelas. Tapi pinjamin gw sepeda ya. Gw gak punya sepeda sih.” “Cerewet! Kalo lu yang pergi gak bakal keburu. Gw tau jalan pintas jadi gw saja yang pergi.” “Kalo begitu, boncengin gw. Kita pergi sama-sama.” “ Gw sudah bilang kan… Gw gak bisa memboncengin orang di belakang. Daaghh! Nanti gw tagih biaya kentangnya ya.”


Nggak bisa memboncengi? Bukannya gak mau membocengi? Kenapa? Kok… aku jadi ada perasaan asing. Sepertinya Dhion aneh… pelit ato membosankan? Sepertinya bukan kedua hal itu. Apa ada sesuatu dengan sepeda itu ya?


Tanpa sadar pun aku menghampiri sepedanya. Pemiliknya tiba-tiba datang. Hari ini aku ingin mencari tau kebenarannya.


“ Kenapa lu gak membiarkan orang membonceng di sepeda lu?” “… nggak ada alasan khusus kok. Aku kan memang pelit.”


Aku marah karena ia membelokan pembicaraan. Aku memintanya untuk menceritakan yang sebenarnya. Pada akhirnya, ia pun mau berbicara.


“Di sini… kursi boncengan di belakang gw ini selalu… menjadi tempat spesialnya dulu.” Tiba-tiba emosi ku menaik. “ Apa maksud lu dengan spesial? ‘Dulu’ kata lu, bagaimana dengan sekarang? Sekarang pun boncengan itu sudah menjadi tempat spesialnya seseorang? Karena itu gw gak bisa duduk disitu? Lu menolong gw dan itu membuat gw senang. Apa gw bukan teman yang baik buat lu? Bagi lu begitu?” Dhion pun menjawabku, “ Apa arti khusus itu ya? Bagi gw vena adalah vena.”


Oo00oO


Apa maksudnya bicara begitu ya? Apa yang dimaksud Dhion dalam perkataanya itu? Dipikir-pikir sejak saat itu kami gak ngobrol lagi. Dhion, aku sebenarnya ‘apa’ mu?


Saat sedang berpikir begitu, tiba-tiba aku melihat Dhion membonceng seseorang. Eh? Ah! Anak itu adalah Retha dari kelas 1. Apa dia anak ‘spesial’ bagi Dhion ya?


Hari ini, lagi dan lagi aku menghampiri sepedanya tanpa pikir panjang. Ya sudah! Karena udah terlanjur basah, aku tanyakan saja hubungan mereka berdua. Dhion menjawab, “Dia bukan pacar gw. Gw dan dia hanya teman sepermainan sejak kecil. Kemarin gw boncengan dengannya karena sudah nggak pernah sejak SMP dan sudah sangat lama kami gak ngobrol…” Aku berpikir sejenak, dan aku berkata, “ Hmm…. Dhion, gw… ya! Gw bakal jadi teman dekat lu! Ceritain aja semua masalah lu ke gw. Gw bakal dengerin semuanya! Gw akan selalu berada di samping lu.”


Padahal aku ada di dekatnya, aku ini nggak tau apapun tentang Dhion ya. Aku gak tau, tapi… aku akan mengubah warnanya dengan perasaanku. Berikanlah tempat itu buatku!


CONTINUE...


Saturday, July 4, 2009

CANCEROUS FOODS / PRODUCTS (Picture)

CANCEROUS FOODS / PRODUCTS

INSTANT NOODLES

Instant noodle lovers,
Make sure you break for at least 3 days! After one session of instant noodles before you eat your next packet! Please read the info shared to me by a doctor. My family stopped eating instant noodles more than 5 years ago after hearing about the wax coating the noodles - the wax is not just in the Styrofoam containers but it coats the noodles. This is why the instant noodles do not stick to each other when cooking.

If one were to examine the ordinary Chinese yellow noodles in the market, one will notice that, in their uncooked state the noodles are oily. This layer of oil prevents the noodles from sticking together.

Wanton noodles in their uncooked state have been dusted with flour to prevent them sticking together. When the hawker cooks the noodles, notice he cooks them in hot water and then rinses them in cold water before cooking them in hot water again. This process is repeated several times before the noodles are ready to be served. The cooking and rinsing process prevents noodles from sticking together.

The hawker then 'lowers the noodles in oil and sauce to prevent the noodles from sticking if they are to be served dry. Cooking instructions for spaghetti require oil or butter to be added in the water when boiling the spaghetti to prevent the pasta from sticking together. Otherwise, one gets a big clump of spaghetti!

There was an SBC (now TCS) actor some years ago, who at a busy time of his career had no time to cook, resorted to eating instant noodles everyday. He got cancer later on. His doctor told him about the wax in instant noodles. The doctor told him that our body will need up to 2 days to clear the wax. There was also an SIA steward who after moving out from his mother's house into his own house, did not cook but ate instant noodles almost every meal. He had cancer, and has since died from it.

Nowadays the instant noodles are referred as ' cancer noodles '.

SATAY LOVERS (BARBECUE)
If you all eat Satay, don't ever forget to eat the cucumber, because eating Satay together with carbon after barbequing can cause cancer.
But we have a cure for that... Cucumber should be eaten after we eat the Satay because Satay has carcinogen (a cancer causing element) but cucumber is anti-carcinogenic. So don't forget to eat the cucumber the next time you have Satay's.

PRAWNS (SUGPO) & VIT C

DO NOT eat shrimp / prawn if you have just taken VITAMIN C pills!!
This will cause you to DIE in ARSENIC (As) toxication within HOURS!!

PORK AWARENESS

Try this and see whether the pork you bought has worms. There goes with your 'Bak Kut Teh' for those who love it. Most men love to eat this so watch out before it's too late. If you pours Coke (yes, the soda) on a slab of pork, wait a little while, you will SEE WORMS crawl out of it. A message from the Health Corporation of Singapore about the bad effects of pork consumption. Pig's bodies contain MANY TOXINS, WORM and LATENT DISEASES.
Although some of these infestations are harbored in other animals, modern veterinarians say that pigs are far MORE PREDISPOSED to these illnesses than other animals. This could be because PIGS like to SCAVENGE and will eat ANY kind of food, INCLUDING dead insects, worms, rotting carcasses, excreta including their own, garbage, and other pigs. INFLUENZA (flu) is one of the MOST famous illnesses which pigs share with humans. This illness is harbored in the LUNGS of pigs during the summer months and tends to affect pigs and human in the cooler months.

Sausage contains bits of pigs' lungs, so those who EAT pork sausage tend to SUFFER MORE during EPIDEMICS of INFLUENZA. Pig meat contains EXCESSIVE quantities of HISTAMINE and IMIDAZOLE compounds, which can lead to ITCHING and INFLAMMATION; GROWTH HORMONE which PROMOTES INFLAMMATION and growth; sulphur containing mesenchymal mucus which leads to SWELLING and deposits of MUCUS in tendons and cartilage, resulting in ATHRITIS, RHEUMATISM, etc.
Sulphur helps cause FIRM human tendons and lid garments to be replaced by the pig's soft mesenchymal tissues, and degeneration of human cartilage.

Eating pork can also lead to GALLSTONES and OBESITY, probably due to its HIGH CHOLESTEROL and SATURATED FAT content. The pig is the MAIN CARRIER of the TAENIE SOLIUM WORM, which is found in its flesh. These tapeworms are found in human intestines with greater frequency in nations where pigs are eaten. This type of tapeworm can pass through the intestines and affect many other organs, and is incurable once it reaches beyond a certain stage. One in six people in the US and Canada has RICHINOSIS from eating trichina worms, which are found in pork.

Many people have NO SYMPTOMS to warm them of this, and when they do, they resemble symptoms of many other illnesses. These worms are NOT noticed during meat inspections.

SHAMPOO

Cancer-causing substance in shampoos. Go home and check your shampoo. Change before it's too late... Check the ingredients listed on your shampoo bottle, and see they have a substance by the name of Sodium Laureth Sulfate, or simply SLS. This substance is found in most shampoos; manufacturers use it because it produces a lot of foam and it is cheap. BUT the fact is, SLS is used to scrub garage floors, and it is very strong!!! It is also proven that it can cause cancer in the long run, and this is no joke. Shampoos that contains SLS: Vo5, Palmolive, Paul Mitchell, L'Oreal, the new Hemp Shampoo from Body Shop etc. contain this substance.

The first ingredient listed (which means it is the single most prevalent ingredient) in Clairol's Herbal Essences is Sodium Laureth Sulfate. Therefore, I called one company, and I told them their product contains a substance that will cause people to have cancer! They said, Yeah we knew about it but there is nothing we can do about it because we need that substance to produce foam. By the way Colgate toothpaste also contains the same substance to produce the 'bubbles'. They said they are going to send me some information.

Research has shown that in the 1980s, the chance of getting cancer is 1 out of 8000 and now, in the 1990s, the chances of getting cancer is 1 out of 3, which is very serious. Therefore, I hope that you will take this seriously and pass this on to all the people you know, and hopefully, we can stop 'giving' ourselves cancer-causing agents.